"Gimana perasaanmu ketika teman-temanmu dinyatakan lolos snmptn sedangkan kamu tidak?"
"Gimana perasaanmu harus mendapati kenyataan itu setelah kamu berjuang mati-matian dari kelas 10 sampe kelas 12 buat mempertahankan nilai-nilaimu?"
"Gimana perasaanmu melihat raut kekecewaan dari orang-orang yang berharap banyak denganmu?"
Postingan ini dibuat bukan untuk menggurui, disini aku sebagai penulis hanya ingin berbagi pengalaman yang dulu sempat membuat aku jatuh se jatuh-jatuhnya.
Senin, 27 Mei 2013. Hari ini isunya sih pengumuman snmptn. Jujur, aku antara yakin dan yakin. Keyakinanku bulat sebenarnya, tapi aku memang orang yang khawatirnya tinggi dan mudah kecewa juga. Jadi perasaan deg-degannya tidak terkontrol. Bener-bener takut. Tapi aku beruntung punya orangtua yang selalu support aku dan aku punya teman seperjuangan yang mau menenangkanku. Akhirnya pagi itu aku dan temanku main ke gembiraloka, sekedar me-refresh otak karena kami berdua sama-sama menunggu pengumuman tersebut.
Pada snmptn, aku memilih satu jurusan, teknik kimia di ptn yang memang peringkatnya sedikit di bawah tempatku kuliah sekarang. Sebenernya, banyak pihak yang menyayangkan keputusan singkatku ini. Kenapa bisa dibilang singkat? Karena sebenarnya pilihanku ini hanya sebagai pelarian dari keinginan kedua orangtuaku yang sangat berbanding terbalik. Ayahku, beliau ingin aku merantau agar aku tau bagaimana rasanya hidup sendiri, agar aku lebih mandiri. Sementara ibuku menginginkan aku untuk tetap stay di jogja agar tidak terlalu jauh dari orangtuaku. Jadi, aku ambil keputusan untuk mengambil salah satu ptn di jawa tengah. Agar tidak ada salah satu pihak yang merasa tidak didengar pendapatnya.
Pagi sampai sekitar jam 3 sore, aku jalan-jalan di gembiraloka. Disana aku menceritakan seluruh keluh kesahku kepada seorang temanku ini. Dia memang salah satu temanku yang selalu mau mendengarkan ceritaku. Kami saling curhat dan akhirnya kami pulang ke rumah masing-masing untuk membuka pengumuman tersebut.
Jam 15.50, rasanya semua mau copot. Lemes se lemes-lemesnya. Kuberanikan diri untuk melangkah ke salah satu warnet deket rumah, sendirian. Tapi sebelumnya minta do'a sama Allaah dan bapak ibu biar semuanya berkah dan diberikan yang terbaik. Aku beranikan diri untuk mulai membuka sosial media. Sudah ramai kawan-kawanku yang mengalami perasaan yang sama denganku.
Jam 16.00, aku beranikan diri untuk membuka website tersebut. Dan apa yang aku dapat? Kekecewaan! Aku dinyatakan tidak lolos dalam penerimaan jalur snmptn! Sementara itu di sosial media, banyak sekali teman-temanku mengucapkan syukur atas keberhasilan mereka. Jujur, aku benci sekali dengan mereka saat itu. Aku yang merasa jauh lebih pantas dibandingkan mereka yang lolos malah harus menerima kenyataan pahit itu. Mungkin aku terlalu kalut, kecewa dan jatuh sehingga setan mudah merasuki pikiranku hingga aku mulai mencaci mereka yang bernasib jauh lebih baik dari aku. Aku pulang dengan rasa kecewa, jatuh, sedih, kalut, bingung, dan seabrek perasaan jelek yang bikin aku gak bisa mikir apa-apa lagi.
Sesampainya di rumah aku menangis se jadi-jadinya. Ayah ibuku tau kalau anaknya sedang jatuh, jatuh terpuruk. Ditambah teman seperjuanganku itu dinyatakan lolos snmptn. Aku semakin terpuruk. Ah, banyak kata "seandainya" yang keluar dari mulutku. Sangat-sangat kecewa! Postingan semacam yang aku buat sekarang pun tidak bisa menguatkan hati dan perasaanku.
Tanggal 17 Juni akan diadakan ujian sbmptn. Berarti, aku hanya memiliki waktu 3 minggu untuk memperbaiki semuanya. Memperbaiki mood dan menghilangkan rasa kecewa itu menjadi semangat yang berapi-api. "Pokoknya, aku harus masuk ptn!" gumamku saat itu.
Aku mencoba belajar dengan jauh lebih giat, aku bersyukur karena punya banyak pendukung saat itu. Aku mencoba menghilangkan pikiran-pikiran negatif dan berpikir visioner.
Saat akan mendaftar sbmptn, aku, bapak dan ibuku mencoba berpikir lebih terbuka satu sama lain. Mencoba merundingkannya bersama-sama karena aku takut kejadiannya akan sama seperti snmptn jika aku membuat keputusan sendiri. Tidak berkah, katanya.
Akhirnya, aku mendaftarkan sbmptn dan memilih 3 ptn dengan prodi yang sama. Aku tidak mau lagi memilih ptn yang aku pilih di snmptn. Aku merasa ptn itu sudah bukan untukku lagi. Aku sebenernya juga tidak terlalu mantep ketika memilih snmptn itu jadi aku gak berani ambil resiko dengan kemungkinan masuk yang jauh lebih sedikit dibandingkan ketika snmptn.
Sbmptn akhirnya terlewati, jujur aku sedikit pesimis dengan pekerjaanku. Ditambah aku memang tidak terlalu jago di salah satu bidang yang diujikan, aku takut nilaiku jatuh gara-gara itu. Tapi orang-orang yang mendukungku selalu menguatkanku dan meyakinkan hatiku.
8 Juli 2013, pengumuman sbmptn! Aku mual-se mual mualnya. Jujur aku jauh lebih tidak siap untuk menerima kenyataan dibandingkan ketika snmptn. Aku jauh lebih pesimis dibandingkan snmptn. "Bagaimana kalo aku tidak diterima lagi? Apakah aku se bodoh itu? Tapi kan saingannya emang banyak dan pinter-pinter! Tapi....." Ah, terlalu banyak kata-kata pesimis yang merasuki otakku saat itu.
Orangtuaku tidak mau melihatku terlalu takut, akhirnya aku diajak jalan-jalan. Sekedar untuk me-refresh otak lagi karena aku terlihat begitu takut. Sebenarnya, aku hanya takut mengecewakan kedua orangtuaku. Tapi, mereka selalu mencoba menguatkanku dengan mengatakan "anggap ini bonus, bapak sama ibu gak pernah nuntut kamu apa-apa kok. yang penting usaha dan do'amu udah kuat. bismillaah aja..."
16.30 aku sampai di rumah, pengumuman sbmptn akan dibuka pukul 17.00. Aku sholat ashar setelah itu aku mencoba berdo'a agar diberi kekuatan. Ayahku menyuruhku untuk membaca Al-Qur'an sekedar untuk menenangkan hati.
17.15 aku, ayah dan ibu sudah berada di kamarku. Kami membuka pengumuman menggunakan hp. Aku gemeteran, aku takut tidak bisa menerima kenyataan. Akhirnya aku beranikan diri dan alhamdulillaah, allahuakbaar. Allaah mengganti kerja kerasku dengan kata-kata "selamat, anda dinyatakan lolos sbmptn" di bawahnya ada kolom dimana aku diterima. Teknik Kimia Universitas Gadjah Mada. Tempat yang jujur sebelumnya tidak pernah terbayang untuk menjadi bagian di dalamnya.
Disini, aku cuma mau bilang kalau kadang pilihan yang sudah kita anggap adalah jalan terbaik justru bukan yang terbaik di mata Allaah SWT. Allaah punya jawaban yang jauh lebih baik di waktu yang lebih tepat pula. Dan urusan penerimaan mahasiswa ini kadang dirasa ganjil atau aneh atau apapun itu yang sebenarnya hanya menjadi luapan kekecewaan orang-orang seperti saya yang harus menerima kekecewaan itu. Apalagi jalur undangan dimana tidak pernah ada transparasi data dan kriteria penilaiannya, pasti banyak yang berprasangka buruk dengan sistem tersebut. Buat temen-temen, jangan dihujat sistem undangan tersebut. Ya, aku tau rasanya gak diterima. Sakit banget nget nget. Jatuh banget dan gak tau harus gimana lagi. Tapi setelah kita menikmati alur yang Allaah berikan kepada kita semua itu akan terasa lebih lega. Karena Allaah selalu punya jalan terbaik bagi hamba-Nya yang mau berjuang dan berdo'a. Ingat, sukses selalu berada di tangan yang penuh peluh dan pengorbanan serta janji Allaah selalu tepat. Bismillaah mantapkan hati, kuatkan hati dan selalu ingat Allaah di setiap perjalanan hidup kita.
Aku yakin sih postingan ini tidak akan bisa menguatkan teman-teman yang pesimis ketika mendapat kenyataan buruk di snmptn. Disini niatku hanya berbagi aja :)