Awalnya aku hanya
mencoba memandangi, tak berani mendekat. Mengucap sepatah kata? Itu bisa
jadi rekor. Ya, karena memang waktu itu tak ada niat untuk mengenalmu
lebih jauh. Hanya sebatas tahu dan sapa
Tetapi entah apa dan siapa yang merasuki waktu itu, aku mencoba mengenalmu. Ya, kamu memang indah waktu itu. Sepatah kata 'hai' aku ucapkan. Dan kau balas dengan kata yang sama. Entah waktu itu kemana aku melayang. Gravitasi bumi tak mampu menahanku. Aku terbang. Ah, mungkin berlebihan untuk saat ini
Dan aku mulai mengenalmu lebih dalam, mungkin apa yang kamu pikirkan juga sama. Dan perlahan, kau mulai menjadi separuh dariku. Kalau kata anang&syahrini separuh jiwaku. Tapi sekali lagi, aku berlebihan
Bak penyair yang dimabuk asmara, aku mulai mengukir kata-kata indah untuk menggambarkan kamu yang indah pula. Dan waktu itu aku bagai kecanduan. Entahlah, aku tak sadar dengan apa yang aku katakan waktu itu. Aku menggambarkan kamu yang seperti apa yang aku inginkan. Dan aku berlebihan
Ketika itu, semua berubah. Berubah seperti di negeri dongeng Beauty&The Beast. Atau Cinderella? Yah, semacam itulah. Dan entahlah, aku selalu berlebihan
Tapi sayang, ending nya gak sebagus dongeng-dongeng itu. Gak setragis dongeng itu. Open ending. Gak tau kemana tujuannya
Waktu itu, aku tak tau. Ternyata ada wanita lain yang mencoba merebut nafasku. Atau aku yang terlalu bodoh untuk mengatakan 'dia lah yang salah, dan aku yang benar'
Dan semua berubah, seperti reality show. Atau FTV? Semacam itulah, aku belum bisa menggambarkannya
Dan satu hal yang aku inginkan,
KETENANGAN...
Tetapi entah apa dan siapa yang merasuki waktu itu, aku mencoba mengenalmu. Ya, kamu memang indah waktu itu. Sepatah kata 'hai' aku ucapkan. Dan kau balas dengan kata yang sama. Entah waktu itu kemana aku melayang. Gravitasi bumi tak mampu menahanku. Aku terbang. Ah, mungkin berlebihan untuk saat ini
Dan aku mulai mengenalmu lebih dalam, mungkin apa yang kamu pikirkan juga sama. Dan perlahan, kau mulai menjadi separuh dariku. Kalau kata anang&syahrini separuh jiwaku. Tapi sekali lagi, aku berlebihan
Bak penyair yang dimabuk asmara, aku mulai mengukir kata-kata indah untuk menggambarkan kamu yang indah pula. Dan waktu itu aku bagai kecanduan. Entahlah, aku tak sadar dengan apa yang aku katakan waktu itu. Aku menggambarkan kamu yang seperti apa yang aku inginkan. Dan aku berlebihan
Ketika itu, semua berubah. Berubah seperti di negeri dongeng Beauty&The Beast. Atau Cinderella? Yah, semacam itulah. Dan entahlah, aku selalu berlebihan
Tapi sayang, ending nya gak sebagus dongeng-dongeng itu. Gak setragis dongeng itu. Open ending. Gak tau kemana tujuannya
Waktu itu, aku tak tau. Ternyata ada wanita lain yang mencoba merebut nafasku. Atau aku yang terlalu bodoh untuk mengatakan 'dia lah yang salah, dan aku yang benar'
Dan semua berubah, seperti reality show. Atau FTV? Semacam itulah, aku belum bisa menggambarkannya
Dan satu hal yang aku inginkan,
KETENANGAN...
No comments:
Post a Comment